WELCOME TO THE REAL BLOG
JIKA BUTUH PASSWORD atau BANTUAN, SMS di 083 851 123 234

Friday, October 30, 2015

Perjalanan Cinta dengan Rambu-rambu Adat


Cinta itu memang buta. Tapi adat kesopanan yang kujaga di daerahku terkadang memaksa cinta untuk membuka matanya. Memperjelas apa yang dinamakan beda dan batas di antara cinta. Mengedepankan tradisi hingga cinta terkadang harus mengalah.

Aku kenang lagi. Apa yang kusebut tata krama, membuatku harus merelakan sebuah masa berlalu begitu saja tanpa ada keturutsertaan hati. Pola pikir yang membuatku galau sendiri tentang ketidak pantasan sebuah perasaan antara 2 posisi yang berbeda, memaksaku hanya menjadi tanda baca di dalam cerita indah saat itu. Tak bisa kumasuki dan menjadi tokoh di antaranya.

Dan kukenang lagi akan masa-masa itu. Seseorang yang kusebut bidadari mungil, hadir tapi tidak benar-benar ada, mengisi tapi tidak benar-benar berpartisipasi. Karena tetap ada batas antara aku dan dia.

Masih jelas tergambar rautnya yang jelita dengan balutan kerudung yang elok nan anggun. Mata sipit, kulit putih oriental, dan bibir merah jambu natural tanpa make up. Dia lewati hari-hari dengan penuh keceriaan. Kini aku senyum-senyum sendiri mengingatnya.

Dia membuat cintaku terbuat, tapi aku terbelenggu dalam peranku sendiri. Mencoba melawan rasa tapi aku tak bisa. Sampai perlahan diapun pergi meninggalkan aku tanpa tahu semua mimpiku.

Waktu berlalu, dan telah aku lepas peranku, seraya aku melepas norma yang mencegah dan membuat rasaku tak tersampaikan. Karena kupercaya Tuhan memberiku cinta dengan kebebasan, tanpa memandang siapa aku, dan mengijinkan aku mencintai sekalipun itu pada dirinya. Cinta itu anugerah yang indah. Namun semua terlambat. Aku sudah melewatkannya dan dia telah jauh dariku kini.

Di mana? Di mana bidadariku yang dengan bodohnya telah kulewatkan? Maafkan kesalahanku pada masa itu.
Aku ingin bertemu kembali dengannya.


"L"dan 4 Huruf Setelahnya

No comments:

Post a Comment